Ditengah cuaca yang sangat panas, Menag berharap AC yang dipasang di tiap tenda bisa lebih dingin. Sebab, suhu yang lebih dingin di tenda akan memberi kenyamanan jemaah dalam beribadah. Layanan lainnya adalah toilet. Menag melihat itu juga sudah disiapkan lebih banyak, termasuk sejumlah toilet portabel. Kapolrimenyebut, ke-25 personel Polri itu telah diperiksa Irwasum terkait ketidakprofesionalan dalam penanganan di tempat kejadian perkara yang membuat terhambatnya proses olah TKP dan penyidikan. Meskidemikian, belum dijelaskan kapan sang pelatih akan bertolak ke Indonesia. "Kami ingin informasi yang akurat tentang jadwal dan persiapan TC Timnas U-19. Jadwal saya dan tim pelatih dari Korea Selatan ke Indonesia, lalu periode isolasi, tempat isolasi, dan jadwal selama periode isolasi," kata Shin Tae-yong dalam keterangan resmi yang 6 Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212); KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Teknikdasar lompat jauh yang tidak boleh dilupakan juga adalah cepat, tepat, luwes, dan lancar. 2. Cara Lompat Jauh. Untuk melakukan teknik lompat jauh ini, pertama-tama pelompat harus lari ancang-ancang antara 10 sampai 20 langkah. Kemudian, kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit bertolak atau bertumpu. Begitulahbunyi tema rekoleksi para guru dan pegawai SD St Maria Muntok yang diselenggarakan pada 31 Maret-1 April 2022 yang lalu. Secara sederhana namun bermakna, itulah yang terjadi saat komunitas sekolah penggerak tersebut mengunjungi kota Sungailiat yang berjarak kurang lebih 137km dari pusat kota Muntok. InvasiRusia pada 24 Februari telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Invasi ini juga telah menyebabkan sanksi keuangan yang berat dari Barat untuk Rusia, yang menurut Putin adalah alasan untuk membangun hubungan perdagangan yang lebih kuat dengan kekuatan lain seperti China, India dan Iran. jQo0MxP. Bertolak ke Tempat yang Lebih Dalam in altum ducere adalah sebuah situs yang berisi refleksi filsafat dan teologi atas beragam fenomena. Manusia ibaratnya pelaut yang harus “bertolak ke tempat yang lebih dalam” untuk mendapatkan pengalaman yang mengesankan sekaligus mengalahkan dirinya untuk tidak berpuas diri menjadi “manusia rata-rata”, tetapi menjadi dirinya yang sejati. Ombak di “laut dalam” lebih besar dan menantang ketimbang di area pesisir. Orang yang menyadari bahwa hidup adalah petualangan life is an adventure pasti memilih untuk menghadapi ombak yang lebih besar. Kelak ia akan mensyukuri tindakan keberaniannya itu. Filsafat dan teologi bukan lagi konsumsi para teolog dan filsuf, melainkan kebutuhan semua orang, yang hidup di era teknologi-globalisasi dengan melonjaknya indeks infotech dan biotech, yang kian terbuai oleh semilir angin pantai namun lupa akan ombak besar di tengah lautan sana. Mari menantang diri di tengah “kenikmatan semu” jamuan teknologi-globalisasi. Be brave dan bertolaklah ke tempat yang lebih dalam! Duc in Altum Bertolaklah ke tempat lebih dalam Dalam kehidupan kita sehari-hari kerapkali kita mendengar tentang orang yang berprofesi sebagai nelayan penjala ikan. Mereka yang setiap hari pergi menangkap ikan ke laut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka yang hidup dekat dengan pantai akan lebih mengerti soal menangkap ikan daripada mereka yang tinggal jauh dari pantai perkotaan. Injil yang disampaikan kepada kita hari ini berbicara tentang seseorang yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan yang bernama Simon yang diceritakan dalam Injil hari ini kurang beruntung karena sepanjang malam tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang dia harapkan sebelumnya. Keputusasaan yang dihadapi tersebut berubah menjadi sukacita karena Yesus penyelamat dunia datang menghampirinya di tepi pantai. Kedatangan Yesus ke pantai tidak hanya mengajarkan atau mewartakan firman Allah tetapi juga ikut serta menebarkan jala di tengah Danau Genesaret. Setelah Yesus selesai berbicara kepada orang banyak, Yesus berkata kepada Simon “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan“. Jika dipikirkan lebih kritis, bagaimana mungkin seorang anak tukang kayu yang hidupnya jauh dari pantai mengatakan kepada orang yang berprofesi sebagai nelayan,“bertolaklah ke tempat lebih dalam dan tebarkanlah jalamu“ ? Pada awalnya Simon merasa ragu akan perkataan Yesus tersebut karena sudah satu malam menjala ikan tetapi tidak mendapatkan apapun. Selain itu, Yesus menyuruh Simon menjala ikan sesudah matahari terbit atau tengah hari. Akan tetapi karena ketaatannya kepada Yesus dan karena Yesus sendiri yang mengatakan, dia bersama teman-temanya berangkat ke tengah danau untuk menjala ikan. Setelah mereka menebarkan jala, mereka menangkap sejumlah ikan besar sehingga jala mereka mulai koyak. Perkataan Yesus tersebut menjadi gambaran bagi kita bahwa untuk memperoleh sesuatu yang berlimpah harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam. Simon yang pada awalnya penjala ikan dipanggil Allah untuk menjadi penjala manusia. Dipanggil untuk mewartakan firman Allah kepada orang-orang yang belum mengenal atau percaya kepada Allah. Tahun ini merupakan Tahun Lembaga Hidup Hakti. Teladan yang diberikan Simon tentang ketaatan atas perintah Yesus dapat menjadi pegangan yang sungguh berarti bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Para religius yang dipanggil Allah dari berbagai tempat dituntut untuk lebih mementingkan perkara-perkara surgawi. Melayani sesama dan mewartakan karya keselamatan ke sudut-sudut dunia merupakan panggilan kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Bertolak ke tempat yang lebih membutuhkan pelayanan adalah salah satu tanda bahwa kita taat kepada Allah. Kita yang mengikuti Yesus harus berani menebarkan “ jala“ ke tempat-tempat yang haus akan cinta kasih yang berasal dari Tuhan. Dengan menebarkan jala mewartakan sabda Allah, maka akan banyak orang yang mengenal Allah dan sekaligus percaya bahwa Dialah pemilik segala sesuatu yang baik. Fr. Thomas Lumban Gaol OFM Cap Sabda Hidup Kamis, 2 September 2021, Kamis Pekan Biasa XXII “Ia berkata kepada Simon “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”Luk 5 4 – 5 Kebanyakan dari kita pernah mengalami kegagalan dalam pelbagai macam bentuknya. Mungkin kita gagal menghidupi tujuan-tujuan yang telah kita tentukan dalam hidup. Dalam usaha-usaha kita mungkin apa yang telah kita investasikan tidak menghasilkan apa-apa. Pengalaman-pengalaman seperti itu dapat mengecilkan hati kita. Ada kegagalan yang terasa dalam jawaban Petrus dalam Injil hari ini. Ia mengeluh “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Dan ketika ia merasakan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan ia berkata “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Akan tetapi kegagalan bukanlah kata terakhir, sebab Tuhan dekat dan pasti akan membantu kita mengatasinya. Tuhan mengubah kegagalan pekerjaan semalam-malaman para nelayan di Genesaret itu dengan memberi mereka sejumlah besar ikan yang mereka tangkap. Ia juga memanggil Simon yang berdosa itu bekerja bersama-Nya, menjadi penjala manusia. Tuhan senantiasa bekerja dalam segala situasi, bahkan di situasi yang tidak menjanjikan, menumbuhkan kehidupan dari kehilangan dan kegagalan. Agar itu terjadi, kita tidak boleh menyerah pada keputusasaan. Kita perlu untuk selalu bertolak ke tempat yang lebih dalam mematuhi sabda dan perintah-Nya. Bacaan hari ini Kol. 19-14; Mzm. 982-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 51-11.