Halini sangat memungkinkan beberapa KD terwakili oleh satu indikator sehingga tidak perlu setiap KD diuji pada penilaian tersebut. Pada contoh tabel diatas, cakupan materi yang diuji pada Penilaian Akhir Semester terdiri atas KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3, KD 3.4, dan KD 3.5. Laporan hasil belajar pada pada Penilaian Akhir Semester berdasarkan KD terhadapkonfirmasi yang dilakukan oleh instansi pengirim. 2. Pengurusan Surat Masuk Surat masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian, penerimaan surat masuk dipusatkan di Bagian Tata Usaha, Biro Umum Sekretariat Utama. Penanganan surat masuk dilaksanakan melalui tahapan berikut : C PENILAIAN(ASESMEN) Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau projek dengan rubrik penilain sebagai nilaiketrampilan. Penilaiantersebut dilakukan dengan cara mengungkapkan segi keunggulan dan kelemahan dari drama atau musik dan film secara objektif. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa resensi buku merupakan bentuk penghargaan terhadap tulisan maupun karya yang dihasilkan oleh orang lain. TeknikPemesinan: Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) / UAS Pekerjaan Dasar Teknik Mesin. Admin buat dengan tujuan semoga bisa membantu bapak/ibu guru dan siswa dalam proses belajar dan mengajar. Berikut merupakan fungsi dari alat pada gambar di bawah ini, kecuali . a. mengukur ketebalan benda kerja. b. mengukur diameter luar benda-benda Telah tersedia secara lengkap Soal UKK/PAT Kelas 4 K13 Revisi 2019 Beserta Kunci Jawaban untuk membantu para rekan guru dalam mempersiapkan pertanyaantes uji Penilaian Akhir Tahun. Penilaian Akhir Tahun (PAT) dulunya biasa di sebut dengan UKK (Ujian Kenaikan Kelas), namun perlu diperhatikan bahwa perubahan signifikan hanya a Buku Kerja b. Buku Penilaian Buku Informasi d.Buku Pedoman Berikut ini merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan program a. Menentukan Kualifikasi Program Pelatihan Merumuskan Draft Modul Pelatihan Kerja Menentukan persyaratan peserta d. Menyusun kurikulum pelatihan Referensi berikut dapat digunakan dalam penyusunan program BagianKedua Pembiayaan Pasal 7 Penilaian atas kualitas Aset Produktif dalam bentuk Pembiayaan dilakukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. prospek usaha; b. kinerja (performance) nasabah; dan c. kemampuan membayar. Pasal 8 (1) Penilaian terhadap prospek usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Nunis. Eureka Pendidikan. Sebuah proses penilaian adalah sebuah proses justifikasi terhadap suatu objek yang dinilai. Dalam dunia pendidikan yang semuanya harus akuntabel, sebuah justifikasi harus didasari oleh suatu data dan harus memiliki tujuan. Justifikasi tanpa memberikan nilai edukasi tidak akan sesuai dengan tujuan dari pendidikan oleh karena suatu proses penilaian hendaknya bermakna lebih baik daripada sekedar mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Berdasarkan peran dari suatu proses penilaian maka penilaian dilakukan dengan mematuhi beberapa kaidah. Dalam sebuah proses penilaian ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar memberikan penilaian yang lebih bermakna dan otentik. Hal ini sangat diperlukan agar hasil dari penilaian dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan dan berkaitan dengan objek yang dinilai. 1. Penentuan Tujuan Penilaian Sebuah proses penilaian harus dimulai dari tujuan dari sebuah penilaian dilakukan. Penilaian dalam dunia pendidikan tentunya memiliki makna lebih dari sekedar memberikan kategori kepada peserta didik dalam bentuk justifikasi. Sebuah proses harus didasari tujuan memberikan edukasi kepada peserta lebih dari sekedar melakukan pengukuran. Tujuan edukasi dari proses penilaian harus dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, guru dan pengambilan kebijakan pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik. Setelah tujuan edukasi telah terpenuhi, sebuah penilaian dirancang untuk menilai suatu aspek yang hendak dinilai. Sebuah proses penilaian tanpa disertai nilai edukasi tidak lebih dari sebuah proses pengukuran dan pemberian kategori berdasarkan hasil pengukuran. 2. Penyusunan Kisi-kisi Rosiana 2013 menyatakan bahwa kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Sebuah proses penilaian harus disesuaikan dengan proses yang diberikan selama proses pembelajaran, meskipun terdapat banyak nilai lebih yang didapatkan oleh peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran namun penilaian tanpa didasari tujuan dari proses pembelajaran akan menghasilkan penelitian yang bias. Langkah yang dilakukan dalam upaya menyesuaikan tujuan pembelajaran dan proses penilaian adalah menyusun kisi-kisi. Kisi kisi disusun untuk menunjukkan peta indikator yang mengindikasikan setiap aspek yang dibawakan dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan dalam pemilihan indikator sebagai wakil-wakil yang aspek harus berimbang. Lebar dari kisi-kisi bergantung dari variabel yang ada pada tujuan pembelajaran. Penyusunan kisi-kisi juga harus disesuaikan dengan rasionalisasi waktu pelaksanaan pengambilan data dalam kasus ini pengukuran. Semakin banyak indikator yang ada maka semakin banyak juga waktu yang akan dibutuhkan untuk mengetahui eksitensi indikator pada objek peserta didik. 3. Perumusan Indikator Pencapaian Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan KD mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut a. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional. b. Tiap KD dikembangkan dua atau lebih indikator c. Tiap indikator dapat dibuat lebih dari satu butir instrumen. d. Indikator memiliki aspek manfaat atau terkait dengan kehidupan sehari-hari. 4. Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan nontes. Langkah-langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik teknik dan bentuk butir instrumennya. a. Penyusunan tes tertulis Langkah – langkah menyusun tes tertulis adalah sebagai berikut. memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi, maupun bahasa; mengacu pada indikator pencapaian; memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, misalnya bentuk isian, uraian, pilihan ganda atau lainnya;membuat kunci jawaban dan/atau pedoman penskoran. b. Penyusunan pedoman observasi Langkah – langkah menyusun pedoman observasi adalah sebagai berikut. mengacu pada indikator pencapaian;mengidentifikasi perilaku atau langkah kegiatan yang diobservasi; menentukan model skala yang dipakai, yakni skala penilaian rating scale atau daftar cek check list;membuat rubrik atau pedoman penskoran. c. Penyusunan wawancara Langkah–langkah menyusun pedoman wawancara adalah sebagai berikut. Merumuskan tujuan kisi – kisi dan pedoman pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pernyaan yang diinginkan, untuk itu perlu diperhatikan kata – kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik bersikap defenitif. Melakukian uji coba untuk melihhat kelemahan – kelemhan pertanyaan yang disusun, sehingga dapat wawancara dalam situasu yang sebenarnya. d. Penyusunan penugasan Tugas Rumah/Proyek 1 mengacu pada indikator pencapaian; 2 mengacu pada jenis tugas yang dikerjakan; 3 membuat rubrik/pedoman penskoran. 5. Telaah Instrumen Instrumen penilaian yang telah disusun harus ditelaah terlebih dahulu sebelum diujikan. Telaah instrumen dalam bentuk tertulis, lisan, maupun perbuatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. a. Telaah Instrumen Secara Kualitatif Analisis instrumen secara kualitatif dilakukan dengan menelaah atau mereviu instrumen penilaian yang telah dibuat. Pada tahap ini instrumen melalui validitas isi yang dilakukan oleh expert judment. Telaah secara kualitatif mencakup aspek materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Mardapi 2007 137 menyatakan bahwa aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan dan tingkat berpikir yang terdapat dalam instrumen. Aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan instrumen dalam bentuk objektif ataupun non-objektif. Aspek bahasa berkaitan dengan tingkat komunikatif atau kejelasan hal yang ditanyakan dalam instrumen. Penelaah aspek-aspek tersebut adalah ahli yang memiliki pengetahuan tentang pembuatan instrumen yang baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil telaah tersebut dilakukan revisi terhadap butir instrumen yang kurang baik. Hasil revisi setiap butir instrumen akan digunakan untuk ujicoba. b. Telaah Instrumen Secara Kuantitatif Analisis instrumen secara kuantitatif dimaksudkan untuk mencari bukti validitas dan reliabilitas instrumen. Dalam analisis tersebut juga dihitung tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Dalam konteks penilaian acuan kriteria, analisis butir soal lebih diutamakan pada analisis daya serap peserta didik dan sensitivitas butir terhadap proses pembelajaran. Butir tes yang memenuhi syarat sebagai butir tes beracuan kriteria adalah butir yang tidak dapat dikerjakan sebelum proses pembelajaran tetapi berhasil dikerjakan peserta didik setelah proses pembelajaran. Indeks sensitivitas dapat dihitung dengan mencari selisih banyaknya peserta didik yang menjawab benar dalam tes akhir sesudah proses pembelajaran dan banyaknya jumlah peserta didik yang menjawab benar dalam tes awal kemudian dibagi jumlah seluruh peserta tes. 6. Pelaksanaan Penilaian Penilaian untuk mata pelajara IPA dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan, dan pengamatan dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan KI dan KD. Penilaian melalui ulangan dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan/atau tes praktik tergantung pada karakteristik mata pelajaran. Penilaian harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta didik menunjukkan kemampuan optimalnya. Untuk itu, penilaian harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. Guru kelompok mata pelajaran juga bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang berkait dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada buku laporan pendidikan atau rapor. Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk dilaporkan pada buku laporan pendidikan atau rapor. Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas yang berkait antara lain dengan kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, sopan santun, dan hubungan sosial. Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan kerjasama. 67% found this document useful 12 votes17K views21 pagesOriginal TitleSOAL © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 12 votes17K views21 pagesSoal ResensiOriginal TitleSOAL to Page You are on page 1of 21 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 15 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 19 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bagaimana Menilai Sebuah Buku?Oleh Suyito Basuki Bagaimana menilai sebuah buku? Hakekat pekerjaan meresensi buku, selain menginformasikan buku-buku kepada pembaca juga menilai buku-buku tersebut. Di dalam artikel resensi itu sebaiknya ada anjuran perlu tidaknya pembaca memiliki buku itu. Dan anjuran itu tentu saja dapat disampaikan setelah menilai buku tersebut dengan penuh tanggung jawab. Ada empat sasaran penilaian yang biasanya dilakukan oleh peresensi terhadap buku yang dibahasnya. Keempat sasaran itu adalah 1 organisasi buku; 2 isi buku; 3 bahasa yang digunakan pengarangnya di dalam buku itu; dan 4 teknik penyajian buku itu, baik dari segi format, dsb.1 Sasaran Organisasi BukuOrganisasi buku berkenaan dengan cara pengarang mengembangkan tema bukunya ke dalam pokok-pokok bahasan yang ditandai bab per bab atau pasal per pasal. Ada beberapa cara seorang pengarang buku atau sekedar artikel mengembangkan organisasi tulisannya. Yang paling umum adalah organisasi yang dikembangkan secara kronologis. Ini bersifat alami, mulai dari bagian yang sederhana ke bagian yang sulit dan kemudian berakhir ke bagian solusi. Atau kalau dalam buku yang sifatnya naratif, maka organisasi buku dapat dikembangkan dari masa lampau, masa kini, masa mendatang atau cerita masa kecil, pemuda/ remaja, dewasa, dan masa Komunitas Sadrach dan Akar Kontekstualnya karya Soetarman Soediman Partonadi terbitan BPK Gunung Mulia Jakarta dan TPK Kristen Yogyakarta tahun 2001, organisasinya serasa dikembangkan secara kronologis. Setelah melampaui pendahuluan, pengarang mengembangkan pokok bahasannya seperti ini 1 Jawa Tengah pada Abad XIX; 2 Sadrach dan Jemaatnya; 3 Ciri-ciri Khas Jemaat Sadrach; 4 Isu-isu terhadap Sadrach dan Jemaatnya; 5 Pentingnya Sumbangan Sadrach dalam Usaha Kontekstualisasi Gereja - Sebuah Refleksi. Buku Bebas dari Cengkeraman Setan, karya Rebecca Brown yang diterbitkan oleh Yayasan Andi Yogyakarta tahun 1991, organisasi bukunya dikembangkan juga dengan cara kronologis. Perhatikan, setelah bagian Peringatan, pokok bahasannya seperti ini 1 Rebecca Masuk; 2 Elaine Masuk; 3 Memasuki Brotherhood; 4 Bangkit Menuju Kekuasaan; 5 Hidup Sebagai Pendeta Kepala; 6 Perkawinan; 7 Disiplin di Kalangan Kelompok Brotherhood; 8 Misa Hitam dan Korban Manusia; 9 Titik Balik; 10 Pertemuan; 11 Memasuki peperangan Rohani; 12 Pertempuran; 13 Pintu-pintu Masuk; 14 Roh Manusia, yang Berdiri di Celah dan Dunia Roh; 15 Mengapa Kita Harus berperang?; 16 Bagaimana karya-karya sastra dalam bentuk novel misalnya, organisasi buku yang dikembangkan secara kronologis, lebih terlihat nyata. Misalnya buku novel karya Jaroslav Hasek pengarang Cekoslovakia, Perajurit Schweik, organisasi karangannya dapat terlihat sebagai berikut Bagian I Di garis belakang; 1. Schweik, si perajurit baik hati nulai terjun dalam Perang Dunia; 2. Schweik, si perajurit baik hati, di kantor polisi; 3. Schweik diperiksa para pejabat kesehatan; 4. Schweik diusir dari rumah sakit jiwa; 5. Schweik di bagian perlengkapan kepolisian; 6. Schweik pulang setelah lepas dari lingkaran setan; 7. Schweik masuk dinas militer; 8. Schweik sebagai penghindar wajib militer; 9. Schweik di tangsi tahanan; 10. Schweik menjadi pesuruh pendeta; 11. Schweik menyertai pendeta melakukan upacara misa; 12. Schweik jadi pelayan Letnan Lukash; 13. Bencana Besar. Bagian II Di garis depan 1. Schweik tertimpa bencana kereta api; 2. Penjelajahan Schweik; 3. Pengalaman Schweik di Kiraly-Hilda; 4. Bencana baru; 5. Dari Bruck ke Sokal. Bagian III Kekalahan yang gilang-gemilang 1. Melintasi Hongaria; 2. Di Budapest; 3. dari Hatvan ke perbatasan Galicia; 4. langkah organisasi karangan dapat dikembangkan dengan model kronologis, juga dapat dikembangkan dengan cara pengembangan ruang. Cara pengembangan ruang space adalah cara pengembangan pokok bahasan ke pokok bahasan yang lain, bukan dari waktu yang satu ke waktu yang lain kronologis tetapi dari ruang yang satu ke ruang yang lain misalnya dari atas, tengah bawah; kiri ke kanan, dsb. Pendeknya, karangan dikembangkan berdasarkan tempat. 1 2 3 4 Lihat Hobby Selengkapnya